KEDIRI, matacandra.online – Suasana demonstrasi yang memanas sejak Sabtu (30/8) sore berdampak pada aktivitas perdagangan di Kota Kediri. Sejumlah pusat perbelanjaan dan pertokoan memilih menutup gerainya lebih awal karena khawatir menjadi sasaran penjarahan.
Biasanya, toko-toko di Jl Dhoho dan Jl Hasanudin baru menutup pintunya sekitar pukul 21.00, sementara pusat perbelanjaan besar seperti mal hingga pukul 22.00. Namun, pada Sabtu malam lalu, sebagian besar usaha sudah gelap gulita mulai pukul 18.00 hingga 19.00.
Beberapa pusat perbelanjaan seperti Kediri Town Square, Kediri Mall, Golden Swalayan, dan Superindo, ikut menutup operasional lebih dini. Begitu pula dengan deretan toko di kawasan Jl Dhoho yang memutuskan tidak beroperasi hingga malam.
Pedagang Cemas, Tapi Bersyukur Tak Ada Penjarahan
Darmoro, pemilik toko di Jl Dhoho, menuturkan sejak sore para pedagang sudah merasa waswas. Ada yang hanya membuka setengah pintu toko, sebagian lain menutup penuh saat massa aksi melintas.
“Sejak sekitar pukul 19.00 hingga 19.30, mayoritas toko sudah tutup karena massa melewati Jalan Dhoho menuju pos polisi di perempatan sumur bor. Pos itu bahkan dirusak dan dibakar,” ujarnya.
Meski begitu, ia bersyukur tidak ada pertokoan yang menjadi sasaran amuk massa. “Alhamdulillah tidak ada penjarahan. Hanya sekitar 60–70 persen toko yang memilih tutup lebih cepat, sisanya masih buka normal,” jelasnya.
Karyawan Berjaga di Depan Mal dan Toko
Pantauan Radar Kediri, meski pintu mal dan toko sudah ditutup, para pekerja tetap bertahan berjaga hingga larut malam. Mereka mengantisipasi kemungkinan massa bergerak ke area perdagangan.
“Sudah ada kesepakatan, semua tutup jam 19.00. Lampu-lampu juga dimatikan. Tapi kami masih berjaga di depan hingga kondisi benar-benar aman,” tutur Agus, karyawan salah satu tenant di Kediri Mall.
Hal serupa dialami Joko, pekerja toko di Jl Hasanudin. “Toko sudah tutup, tapi kami belum pulang. Masih stand by di depan untuk memantau situasi,” katanya.(red.al)
0 Komentar