JAKARTA, matacandra.online  – Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana, menyampaikan rasa prihatin mendalam atas insiden penjarahan yang menimpa Museum Bhagawanta Bhari, salah satu pusat warisan budaya yang berada di area kompleks Pemkab Kediri.

Peristiwa itu terjadi saat kerusuhan melanda Kota Kediri pada Sabtu (30/8/2025). Tidak hanya merusak fasilitas, massa juga menjarah sejumlah benda bersejarah dari museum tersebut.

Menurut keterangan, artefak yang hilang di antaranya dua plakat HVA Sidomulyo, bata berinskripsi, dan arca Sumbercangkring. Benda-benda ini dinilai memiliki nilai sejarah dan budaya yang tak ternilai bagi bangsa Indonesia.

“Kami sangat terpukul dengan kejadian ini, apalagi di tengah suasana kerusuhan yang juga menelan korban. Saya mengajak semua pihak untuk menahan diri, menjaga ketenangan, dan mengedepankan perdamaian,” ujar Putu dalam pernyataan resmi.

Seruan Jaga Warisan Leluhur

Putu menekankan, museum dan koleksi yang ada di dalamnya merupakan bagian dari peradaban bangsa. Karena itu, keamanan serta penjagaan terhadap situs budaya harus diperketat.

“Kita semua bertanggung jawab melestarikan peninggalan leluhur. Saya berharap Pemda dan aparat berkomitmen penuh melindungi aset sejarah ini. Bagi masyarakat yang sempat membawa artefak, tolong kembalikan, karena itu bukan milik pribadi, melainkan milik bangsa,” tegasnya.

Selain itu, Putu juga mengingatkan pentingnya semangat persatuan sebagaimana diwariskan para pendiri bangsa. “Museum adalah cermin perjalanan sejarah kita. Generasi mendatang berhak mengetahui dan mewarisi budaya ini,” tambahnya.

Artefak Hilang, Museum Rusak Parah

Kerusuhan yang melanda kawasan perkantoran Pemkab dan DPRD Kabupaten Kediri tidak hanya menghanguskan gedung pemerintahan, tetapi juga berdampak pada Museum Bhagawanta Bhari yang terletak di belakang kantor DPRD.

Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri (DK4), Imam Mubarok, menyebut sedikitnya empat artefak penting hilang diduga akibat dijarah massa.

Sejarah Singkat AMI

Asosiasi Museum Indonesia (AMI) merupakan organisasi yang menaungi museum di seluruh Indonesia. Sebelumnya, organisasi ini bernama Badan Musyawarah Museum Indonesia (BMMI) yang dideklarasikan di Yogyakarta pada 28 Oktober 1998.

Melalui Musyawarah Nasional II BMMI pada Juli 2004 di Cisarua, Bogor, organisasi ini resmi berganti nama menjadi AMI. Hingga kini, AMI terus berperan dalam memperjuangkan pelestarian, pengembangan, dan perlindungan museum di tanah air.(red.al)