Kediri, matacandra.online  – Pameran Museum Exhibition 2025 yang berlangsung di Taman Sekartaji menjadi daya tarik besar bagi warga Kediri Raya. Ajang ini menghadirkan deretan benda bersejarah dari delapan museum ternama di Jawa Timur, termasuk arca Dewi Kilisuci yang kembali dipamerkan di tanah Kediri, tempatnya dahulu menjalani laku spiritual.

Peresmian pameran dilakukan Wali Kota Kediri, Vinanda Prameswati, pada Jumat malam (28/8). Namun, sejak siang hari, lokasi sudah dipadati pengunjung, mulai dari warga hingga pelajar yang antusias mempelajari berbagai koleksi peninggalan sejarah.

Salah satu koleksi yang mencuri perhatian berasal dari Museum Daerah Tulungagung berupa tengkorak Homo Sapiens Wajakensis. “Temuan ini merupakan manusia purba yang tergolong muda karena sudah berjalan tegak dengan dua kaki. Usianya lebih muda dibanding fosil dari Mojokerto, Trinil, maupun Sangiran,” jelas Kresna, Pamong Budaya Disbudpar Tulungagung.

Selain fosil purba, museum juga memamerkan koleksi etnografi seperti lumpang kayu, permainan tradisional dakon, darpana (cermin kuno), hingga setrika arang. Aneka benda sederhana dari masa lampau ini justru paling menarik minat siswa SD yang penasaran dengan alat-alat klasik tersebut.

Tak hanya itu, pengunjung juga bisa melihat arca Durga Mahesasura yang dipercaya sebagai perwujudan Dewi Kilisuci. “Dengan begitu, bisa dikatakan Dewi Kilisuci pulang ke Kediri,” imbuh Kresna.

Keseruan pameran semakin lengkap dengan hadirnya koleksi komunitas sejarah, salah satunya dari Komunitas Panji Kahuripan Kadhiri yang menampilkan sekitar 40 pusaka. “Beberapa keris peninggalan era Kerajaan Kediri diperkirakan berasal dari tahun 1100-an,” ujar ketua komunitas, Ihsan Firman Hutama.

Selain menikmati koleksi museum, anak-anak juga tampak riang mencoba permainan tradisional yang disediakan gratis, seperti egrang batok kelapa, senapan dari pelepah pisang, lompat tali, hingga kentongan bambu.

Salah satu pengunjung, Intan Putri dari Burengan, Pesantren, mengaku terkesan dengan replika Mahkota Kesultanan Banten milik Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari Jombang. “Bentuknya sangat indah dan terlihat mewah. Ini pengalaman pertama saya melihatnya langsung,” ungkapnya.

Menurut Kepala Disbudparpora Kota Kediri, Zachrie Ahmad, pameran ini menghadirkan delapan museum Jawa Timur, di antaranya Museum Song Terus (Pacitan), Museum Etnografi UNAIR (Surabaya), Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asy’ari (Jombang), Museum Penataran (Blitar), Museum Anjuk Ladang (Nganjuk), Museum Sri Aji Jayabaya (Kabupaten Kediri), serta Museum Airlangga (Kota Kediri).

“Selain benda bersejarah, kami juga menyiapkan pertunjukan budaya seperti tari tradisional dan Wayang Jemblung. Masyarakat bisa berkunjung mulai 29 hingga 31 Agustus, pukul 09.00 sampai 21.00 WIB,” terang Zachrie yang akrab disapa Ayik.(red.al)