Kediri, penanuswantara.online – Pasar Setonobetek tidak hanya dikenal sebagai lokasi perdagangan grosir, tetapi juga menjelma sebagai destinasi kuliner yang unik dengan menghadirkan dua wajah berbeda: angkringan tradisional dan kafe modern.
Di sepanjang Jalan Pattimura, jajaran angkringan dengan gerobak sederhana menjadi daya tarik utama pada malam hari. Menu khas seperti nasi kucing, sate-satean (usus, ati ampela, telur, hingga sosis), gorengan, hingga tempe bacem tersaji hangat dengan harga ramah di kantong. Suasana malam yang teduh membuat pengalaman bersantap semakin hangat, apalagi pengunjung dapat berbaur tanpa memandang latar belakang sosial.
Berbeda dengan lantai bawah, lantai dua Pasar Setonobetek menyuguhkan nuansa yang lebih kekinian. Kafe berdesain modern dengan interior instagramable menawarkan beragam pilihan menu mulai dari kopi espresso, latte, pasta, burger, hingga dessert. Harga yang lebih tinggi mencerminkan segmen pengunjung, terutama kalangan muda, pelajar, hingga pekerja profesional yang mencari kenyamanan sekaligus privasi.
Kehadiran angkringan dan kafe modern di satu lokasi menghadirkan kontras yang menarik. Angkringan memberi ruang interaksi sosial yang egaliter, sementara kafe menawarkan pengalaman eksklusif bagi mereka yang ingin menikmati suasana privat.
Dengan perpaduan tersebut, Pasar Setonobetek kini tak hanya sekadar pasar tradisional, melainkan juga ruang sosial yang merefleksikan pertemuan antara kesederhanaan budaya lokal dengan gaya hidup modern.(red.al)
0 Komentar