Sleman, matacandra.online – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengku Buwono X, turun langsung menemui massa aksi di depan Mapolda DIY, Sabtu (30/8) dini hari. Dalam kesempatan itu, Sultan meminta aparat kepolisian membebaskan delapan demonstran yang sebelumnya diamankan.
Permintaan itu disampaikan Sultan usai berdialog dengan Kapolda DIY, Irjen Pol Anggoro Sukartono, di tengah memanasnya aksi unjuk rasa. Tak lama kemudian, delapan orang tersebut akhirnya dikembalikan kepada rekan-rekannya di hadapan ribuan massa.
“Saya sudah berbicara dengan Kapolda. Delapan orang yang diamankan sekarang sudah bersama saya. Saya serahkan kembali kepada saudara-saudara karena mereka adalah teman anda semua,” kata Sultan di hadapan pedemo.
Untuk meredakan ketegangan, alunan Gendhing Raja Manggala diperdengarkan melalui pengeras suara di area Mapolda. Sultan berharap momentum tersebut dapat membuka ruang dialog antara masyarakat, aparat, dan pemerintah.
Ia juga menyatakan siap menjadi penyambung aspirasi warganya ke pemerintah pusat, termasuk tuntutan para pengemudi ojek online usai tragedi meninggalnya Affan Kurniawan (21), ojol yang tewas tertabrak kendaraan taktis Brimob di Pejompongan, Jakarta, Kamis (28/8) malam lalu.
“Saya menghargai apa yang anda perjuangkan. Itu bagian dari upaya kita bersama untuk menumbuhkan demokrasi di Yogyakarta. Namun saya berharap demokrasi dijalankan dengan cara-cara damai, bukan melalui kekerasan,” tegas Sultan.
Menjelang pukul 01.00 WIB, Sultan mengajak massa membubarkan diri dan pulang ke rumah masing-masing. “Mari kita sudahi dulu. Kita semua lelah. Soal tindak lanjut bisa kita diskusikan lagi nanti,” ujarnya.
Namun, berdasarkan pantauan hingga pukul 02.00 WIB, sebagian massa masih bertahan di sekitar Mapolda DIY. Beberapa titik api sempat terlihat membakar fasilitas di markas kepolisian tersebut, termasuk kantor SPKT dan videotron. Sejumlah demonstran juga dilaporkan membutuhkan pertolongan medis.
Gelombang unjuk rasa ini merupakan buntut kemarahan publik atas kebijakan DPR terkait tunjangan, serta tragedi meninggalnya Affan Kurniawan. Selain di Yogyakarta, aksi serupa juga berlangsung di Surabaya, Makassar, Bandung, dan sejumlah kota besar lainnya.(red.al)
0 Komentar