Kediri, matacandra.online  – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar Indonesia. SMKN 3 Kediri sukses membawa karya busana berbahan tenun ikat khas Kediri ke panggung internasional dalam ajang Centrestage 10th Asia's Fashion Spotlight 2025 yang digelar di Hong Kong Convention and Exhibition Centre (HKCEC) pada 3–6 September 2025.

Dalam acara fashion berskala global yang diikuti ratusan merek dari 25 negara, enam koleksi busana hasil kreasi guru dan siswa SMKN 3 Kediri berhasil mencuri perhatian. Koleksi tersebut tampil memukau saat diperagakan oleh model profesional di bawah sorotan lampu catwalk internasional.

Diundang Secara Mendadak, Tetap Berikan yang Terbaik

Arum Yusia Eka Kumala, Ketua Konsentrasi Keahlian Busana SMKN 3 Kediri, mengungkapkan bahwa undangan untuk mengikuti ajang bergengsi ini datang secara mendadak dari Dinas Pendidikan Jawa Timur (Dindik Jatim).
"Persiapan kami kurang dari satu bulan. Untungnya kami sudah memiliki beberapa koleksi sebelumnya, jadi tinggal menambahkan karya baru hingga lengkap menjadi enam koleksi," ujar Arum.

Meski persiapan berlangsung singkat, hasil karya tim yang terdiri dari lima guru pendamping dan enam siswa ini mampu memikat mata para penonton. Tidak hanya itu, busana yang mereka tampilkan juga mengusung konsep sustainable fashion, dengan memanfaatkan kembali material kain untuk menciptakan koleksi yang ramah lingkungan.

Tenun Ikat Jadi Daya Tarik Utama

Di antara 11 sekolah yang mewakili Jawa Timur, SMKN 3 Kediri tampil berbeda dengan menonjolkan tenun ikat khas Kediri.
"Dari semua peserta, hanya kami yang menggunakan tenun. Peserta lain kebanyakan menampilkan batik atau lurik," jelas Arum.

Kain tenun ikat yang selama ini menjadi warisan budaya Kediri disulap menjadi busana ready-to-wear dengan sentuhan modern. Koleksi mereka hadir dalam nuansa warna krem dan salem, memancarkan kesan elegan sekaligus hangat.

Arum menambahkan, keunggulan SMKN 3 Kediri terletak pada proses produksi yang dilakukan sepenuhnya secara mandiri.
"Mulai dari memproduksi kain, mendesain, hingga menjahit pakaian, semua dilakukan di sekolah. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami," imbuhnya.

Pengalaman Pertama ke Panggung Internasional

Bagi SMKN 3 Kediri, ini adalah kali pertama mereka tampil di ajang internasional. Walau pertunjukan hanya berlangsung kurang dari 30 menit, dampaknya terasa besar.
"Banyak yang baru tahu kalau SMK di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, mampu bersaing di tingkat global. Kami sendiri tidak menyangka bisa sampai ke tahap ini," kata Arum dengan penuh rasa haru.

Selain memperkenalkan nama sekolah, keikutsertaan ini juga menjadi langkah penting untuk mengangkat citra tenun ikat Kediri ke dunia internasional.
"Selama ini, jarang sekali ada fashion show yang menampilkan kain tenun Kediri. Kami ingin memperlihatkan keindahan dan keunikan wastra lokal ini," tambahnya.

Apresiasi dari Gubernur Jawa Timur

Prestasi SMKN 3 Kediri dan sekolah lain yang ikut serta mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
"Ini membuktikan bahwa pendidikan vokasi kita tidak kalah dengan negara lain. Anak-anak SMK Jatim sudah menunjukkan bahwa karya mereka berstandar industri sekaligus berkelas global," tulis Khofifah melalui unggahan di akun Instagram resminya pada Selasa (9/9).

Kehadiran SMKN 3 Kediri di ajang internasional ini bukan hanya memperkenalkan potensi lokal Kediri, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa pendidikan vokasi Indonesia mampu bersaing di panggung dunia.
Dengan semangat dan kreativitas, karya anak bangsa siap mengharumkan nama Indonesia di kancah global.(red.al)