Kediri,  matacandra.online– Lonjakan harga kebutuhan pokok di Kota Kediri terus berlanjut. Setelah beras dan daging ayam, kini giliran telur ayam yang mengalami kenaikan signifikan. Di Pasar Setonobetek, harga telur ayam sudah mencapai Rp28 ribu per kilogram, naik dari sebelumnya Rp26 ribu per kilogram.

Lilik, pedagang Pasar Setonobetek, menyampaikan bahwa kenaikan harga tersebut sudah berlangsung hampir sepekan. “Setelah daging ayam, sekarang telur juga ikut-ikutan naik,” tuturnya.

Ia mengaku dampak kenaikan harga membuat penjualannya menurun drastis. Biasanya, ketika harga daging ayam naik, pembeli akan beralih ke telur. Namun kini kedua komoditas tersebut sama-sama mahal. “Omzet jelas turun. Biasanya 15 kilogram telur habis dalam tiga hari, sekarang masih tersisa banyak,” jelasnya.

Senada dengan Lilik, Joko, pedagang lain di pasar yang sama, mengatakan kondisi saat ini mirip dengan menjelang Lebaran lalu. “Sekarang per kilo sudah Rp28 ribu, sama seperti saat puasa kemarin. Kemungkinan masih bisa naik lagi,” ucap pria 62 tahun itu.

Menurut Joko, pasokan telur yang semakin berkurang membuat kenaikan harga tak bisa dihindari. “Kalau permintaan tinggi bisa laku sampai satu kuintal, tapi sekarang maksimal 80 kilogram saja,” tambahnya.

Hal serupa juga dirasakan Zumrotus, penjual telur di Jalan Gatot Subroto, Mrican, Kecamatan Mojoroto. Ia menyebut harga telur terus merangkak naik dalam sepekan terakhir. “Kenaikannya sekitar Rp2 ribu per kilogram. Itu tergantung dari pemasok dan peternak ayam petelur,” ungkap perempuan berusia 52 tahun tersebut. Ia pun memprediksi harga masih berpotensi naik dalam waktu dekat.

Kenaikan harga ini juga memberatkan pembeli. Laila (40), salah seorang warga, mengaku harus mengurangi konsumsi telur. “Untuk sementara beli sayur dan ikan saja yang lebih murah,” ujarnya.

Ia menambahkan, kenaikan harga bahan pokok yang terjadi hampir bersamaan membuat masyarakat semakin terbebani. “Cabai juga naik. Kalau semua naik, ya rakyat kecil yang susah,” keluhnya.(red.al)