Kediri, matacandra.online – Aksi balap liar yang kerap digelar remaja di berbagai titik di Kota Kediri masih menjadi pekerjaan rumah bagi aparat kepolisian. Meski razia rutin terus dilakukan setiap akhir pekan, para pelaku kerap berpindah lokasi sehingga menyulitkan petugas untuk melakukan penindakan tegas.
Menurut Kanit Turjawali Satlantas Polres Kediri Kota, Iptu Murnianto, patroli gabungan dilakukan dengan melibatkan sejumlah satuan, mulai dari Satlantas, Samapta, Polsek Mojoroto hingga Polsek Semen.
“Setiap unit sudah punya titik pantau masing-masing. Samapta di simpang empat Muning, Polsek Semen standby di Terminal Tamanan, dan Polsek Mojoroto mengawasi simpang tiga Tamanan,” jelas Murnianto.
Taktik Kucing-Kucingan dengan Pebalap Liar
Selain menempatkan personel di titik rawan, Satlantas juga melakukan patroli mobile menggunakan mobil dan motor. Rutenya dimulai dari GOR, kemudian ke simpang empat Muning, hingga Terminal Tamanan.
Namun, meski sudah diantisipasi, petugas masih kesulitan mengamankan semua pelaku. “Begitu mengetahui ada patroli, mereka langsung kabur berpencar. Bahkan beberapa jam kemudian, mereka sudah pindah lokasi atau mengganti jadwal,” kata Murnianto.
Kendaraan Disita, Modifikasi Harus Dikembalikan Standar
Dari razia tersebut, polisi biasanya berhasil mengamankan beberapa unit motor. Kendaraan itu tidak bisa langsung dibawa pulang. Pemiliknya diwajibkan mengembalikan kondisi motor sesuai standar pabrikan.
“Hal ini cukup membuat jera karena biaya modifikasi tidak sedikit, bisa mencapai jutaan rupiah. Mayoritas pelaku masih berstatus pelajar atau mahasiswa, jadi beban ekonomi itu cukup berat,” tambah Murnianto.
Peran Masyarakat dan Ancaman Balap Taruhan
Tak hanya mengandalkan patroli resmi, kepolisian juga bekerja sama dengan masyarakat sekitar titik rawan balapan liar. Misalnya, warga di sekitar Jalan Semeru ikut melakukan pengawasan agar aksi bisa segera dicegah.
Meski sebagian balapan liar hanya untuk konten atau hiburan, Murnianto menegaskan masih ada kelompok yang bermain dengan taruhan uang, terutama di kawasan Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Ngronggo.
“Apapun alasannya, balapan liar itu berbahaya. Baik ada taruhan maupun tidak, tetap melanggar hukum dan mengancam keselamatan pengguna jalan lain,” tegasnya.(red.al)
0 Komentar