KEDIRI, matacandra.online  – Suasana penuh keceriaan terlihat di Masjid Wakaf Jamsaren, Kediri, Kamis malam (4/9). Sejumlah anak-anak sudah berkumpul sejak sore sambil membawa kantong plastik, bersiap mengikuti tradisi lempar uang koin yang rutin digelar setiap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Seksi Peribadatan Takmir Masjid Wakaf Jamsaren, Muhammad Luthfi Hataki, menjelaskan bahwa tradisi ini sudah menjadi agenda tahunan yang dilakukan sehari sebelum Maulid Nabi. Kegiatan dimulai setelah Salat Isya sebagai bentuk syukur dan syiar kepada masyarakat.

“Dulu tradisi ini digelar untuk menarik masyarakat agar mau datang ke masjid. Sekarang motivasinya mungkin berbeda, tetapi tujuannya tetap sama, yaitu untuk syiar sekaligus ungkapan rasa syukur,” jelas Luthfi.

Uang Sedekah dari Warga untuk Warga

Pantauan di lokasi, uang yang dilemparkan bervariasi mulai dari pecahan Rp200, Rp500, Rp1.000, hingga uang kertas Rp2.000 dan Rp5.000. Semua berasal dari warga sekitar yang selama setahun terakhir menabung untuk bersedekah pada acara ini.

Saat aba-aba dimulai, jamaah serentak melemparkan uang ke udara sambil bersalawat. Anak-anak dan orang dewasa pun berebut menangkap uang tersebut. Dalam hitungan detik, seluruh koin dan uang kertas sudah habis diambil oleh peserta. Suasana riuh dipenuhi gelak tawa dan sorak sorai masyarakat.

“Ini adalah cara kami menyenangkan umat Nabi Muhammad SAW sekaligus berbagi rezeki. Tradisi ini hanya digelar setahun sekali, jadi benar-benar momen yang ditunggu,” tambah Luthfi.

Tradisi yang Terus Dilestarikan

Pengurus masjid tidak pernah menghitung jumlah uang yang dilemparkan, karena semua sumbangan langsung digabung menjadi satu. Setelah acara, masyarakat kembali menabung untuk persiapan Maulid tahun berikutnya.

Salah satu peserta, Abdur (9), tampak gembira setelah berhasil mengumpulkan segenggam uang. “Dapat Rp10 ribu, campuran koin dan uang kertas,” katanya senang. Ia mengaku datang sejak pukul 17.30 bersama keluarganya untuk ikut meramaikan tradisi tersebut.

Tradisi unik ini tidak hanya menjadi bentuk sedekah, tetapi juga wujud kebersamaan masyarakat dalam memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Momen ini selalu dinanti warga, sekaligus memperkuat ikatan sosial dan semangat berbagi di lingkungan sekitar masjid.(red.al)