KEDIRI,  matacandra.online – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri mencatat inflasi pada September 2025 mencapai 0,32 persen. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi Jawa Timur yang hanya 0,23 persen.

Kepala BPS Kota Kediri, Emil Wahyudiono, menyampaikan dua komoditas utama menjadi penyumbang terbesar inflasi kali ini, yakni daging ayam ras dan emas perhiasan.

Daging Ayam Jadi Pendorong Utama

Berdasarkan data BPS, daging ayam ras memberi kontribusi inflasi sebesar 0,18 persen dengan inflasi tahunan mencapai 11,13 persen. Emil menjelaskan, lonjakan permintaan terjadi karena momen Maulid Nabi, sementara harga pakan seperti jagung juga mengalami kenaikan sejak pertengahan September.

“Ketika harga pakan naik, otomatis produsen akan menyesuaikan harga daging ayam di pasaran,” ujarnya.

Emas Ikut Naik Seiring Tren Global

Selain daging ayam, emas perhiasan juga menjadi pendorong inflasi dengan andil 0,14 persen. Inflasi tahunan untuk komoditas ini tercatat 8,12 persen.

“Harga emas lokal biasanya mengikuti tren harga emas global. Saat harga dunia naik, otomatis harga di Jawa Timur dan Kediri ikut terpengaruh,” terang Emil.

Cabai Rawit dan Komoditas Lain

Komoditas lain yang juga menambah inflasi adalah cabai rawit dengan kontribusi 0,03 persen dan inflasi tahunan mencapai 11,80 persen. Faktor musim panen sangat menentukan harga cabai: melimpah saat panen, namun naik ketika stok berkurang.

Selain itu, sejumlah barang lain turut menyumbang inflasi, di antaranya sigaret kretek mesin (SKM), cabai merah, jeruk, semangka, salak, dan minyak goreng.

Upaya Pemerintah Kendalikan Harga

Emil menegaskan, peran pemerintah sangat penting dalam menjaga keseimbangan supply dan demand. Salah satu langkah yang terus didorong adalah gerakan menanam cabai di rumah agar kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi tanpa terlalu bergantung pada pasar.

“Kalau pasokan stabil, harga di pasar juga bisa tetap terkendali dan terjangkau,” pungkasnya.(red.al)