KEDIRI, matacandra.online – Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri menerima kunjungan kerja dari Pemerintah Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, guna membahas tata kelola Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT). Rombongan dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pematangsiantar, Zainal Siahaan, bersama sejumlah pejabat terkait.
Kedatangan tamu dari Pematangsiantar disambut langsung oleh Plh Sekretaris Daerah Kota Kediri, Ferry Djatmiko, di Ruang Joyoboyo, Balai Kota Kediri. Ferry menyebut forum ini menjadi wadah penting untuk mempererat hubungan antar daerah sekaligus saling bertukar pengalaman dalam pengelolaan dana publik.
“Diskusi seperti ini diharapkan mampu menjadikan tata kelola dana publik semakin transparan, tepat sasaran, dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ungkap Ferry.
Kediri Jadi Penerima DBHCHT Terbesar Ketiga di Jatim
Ferry menuturkan, DBHCHT merupakan salah satu sumber penerimaan penting bagi Kota Kediri. Penerimaan yang terus meningkat menempatkan Kediri sebagai penerima DBHCHT terbesar ketiga di Jawa Timur.
Dana tersebut diarahkan ke berbagai sektor prioritas, mulai dari kesehatan (pembangunan RSUD Gambiran, revitalisasi puskesmas, hingga pengadaan obat-obatan), kesejahteraan sosial (BLT untuk buruh rokok, bantuan anak yatim, dan jaminan sosial ketenagakerjaan), serta penegakan hukum (sosialisasi aturan cukai, pembinaan industri, dan peningkatan kapasitas aparat).
Selain itu, DBHCHT juga dialokasikan untuk mendukung pembangunan daerah, seperti penyediaan mobil pemadam kebakaran, dump truck, serta perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan.
Belajar dari Kediri, Pematangsiantar Optimalkan Dana
Di sisi lain, Zainal Siahaan menyampaikan apresiasi atas sambutan Pemkot Kediri. Ia mengungkapkan, Pematangsiantar hanya menerima sekitar 0,5 persen dari dana DBHCHT yang diterima Kediri. Meski kecil, dana tersebut tetap dimaksimalkan untuk program peningkatan kesejahteraan, terutama bagi sekitar 7.000 pekerja pabrik rokok PT STTC, melalui pelatihan keterampilan dan bantuan alat kerja.
“Kami ingin belajar dari Kota Kediri, terutama dalam pemanfaatan DBHCHT yang lebih luas, termasuk pengembangan layanan kesehatan dan pengelolaan rumah sakit,” ujarnya.
Fokus UMKM dan Pemberdayaan
Selain membahas cukai, rombongan juga tertarik pada pengembangan UMKM di Kediri, salah satunya batik karya siswa sekolah luar biasa yang dinilai mampu memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus memberdayakan masyarakat.
Zainal berharap, kerja sama dan pertukaran pengetahuan antar daerah ini bisa terus berlanjut.
“Meski saya akan segera memasuki masa purna tugas, komitmen untuk mengoptimalkan DBHCHT demi kesejahteraan masyarakat tetap akan dilanjutkan,” pungkasnya.(red.al)
0 Komentar