Malang,  matacandra.online – Sosialisasi rencana pengalihan arus lalu lintas dalam rangka pembangunan Jembatan Bantur digelar pada Kamis (02/09/2025) pukul 10.00 WIB di Direksi Keet PT Jaya Konstruksi–Sarana–Modern Joint Operation Paket Lot 16 Balekambang–Simpang Balekambang, Desa Wonokerto, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh survei awal inventarisasi jalan dan jembatan di Desa Bantur. Hal tersebut dilakukan untuk mendukung pengalihan arus lalu lintas dari Jalan Nasional Gondanglegi–Simpang Balekambang selama lima bulan masa pembangunan Jembatan Bantur.

Acara dihadiri sejumlah pihak, di antaranya perwakilan PU Bina Marga Kabupaten Malang, Edwin; Dinas PU Bina Marga Kabupaten Malang, Sihabudin, ST., MT; Dishub Kabupaten Malang, Dadang Riski Prabowo, S.Tr; Bappeda Kabupaten Malang, Hasan; Camat Bantur, Bayu Jatmiko, S.STP; Kepala Desa Bantur, Nanang Kosim; serta perwakilan PT Jaya Konstruksi–Sarana–Modern Joint Operation Lot 16 B beserta koordinator pengawas lapangan.

Dalam rapat, pihak proyek Paket Lot 16 B melalui pejabat komitmen mengajukan rencana pengalihan arus lalu lintas terkait penggantian Jembatan Bantur STA 18+850. Arus kendaraan yang semula melewati jalan raya utama akan dialihkan ke arah barat melalui Jalan Kyai Radiman menuju Gapura Saman.

Ruas Jalan Kyai Radiman sendiri merupakan jalan kabupaten dengan panjang total 1,56 km, lebar badan jalan 3 meter, lebar bahu 1,25 meter, dengan pengerasan hotmix. Jalan ini memiliki 250 meter kondisi rusak, sisanya sepanjang 1,31 km dalam kondisi baik. Tata guna lahannya 50% berupa permukiman dan 50% persawahan, dengan waktu tempuh sekitar 15 menit.

Sementara itu, Jembatan Bantur memiliki panjang 18,5 meter, lebar jalur 5 meter, dengan tipe balok jembatan steel H-beam 700x300 dan lantai beton bertulang. Saat ini jembatan masih dalam kondisi baik tanpa cacat.

Penutupan arus rencananya dimulai Desember 2025 hingga Mei 2026. Berdasarkan hasil rapat, penyedia jasa diwajibkan menempatkan petugas di titik rawan kemacetan, memasang banner imbauan, melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat, serta menyiapkan alat komunikasi dan kendaraan derek untuk mengantisipasi gangguan di jalur pengalihan.

Pelaksana Pekerjaan Lot 16 B, Agung, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk sosialisasi kepada masyarakat dan koordinasi dengan dinas terkait.

“Harapan kami pembangunan Jembatan Bantur bisa selesai sesuai target waktu. Untuk Jembatan Bledogan tidak ada pengalihan arus, jadi lalu lintas tetap berjalan di samping jembatan yang dikerjakan, sama halnya dengan Jembatan Srigonco,” jelasnya.

Hasil akhir musyawarah menyepakati rencana pengalihan arus selama pembangunan Jembatan Bantur. Selain itu, penyedia jasa juga berkomitmen memperbaiki kerusakan jalan yang terdampak setelah proyek selesai, serta melakukan sosialisasi melalui media sosial dan elektronik, khususnya terkait akses wisata pantai di Malang yang dilalui kendaraan besar seperti bus dan tangki SPBU.(Red.AL)