Jakarta, matacandra,online  – Gelombang banjir pesisir (rob) kembali menerjang wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu pada Kamis (4/12/2025). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengimbau warga pesisir untuk meningkatkan kewaspadaan, mengingat puncak pasang laut diprediksi terjadi besok pagi.

Kasatgas BPBD Korwil Jakarta Utara, Vitus Dwi Indarto, melaporkan bahwa Jalan RE Martadinata menjadi titik terparah dengan ketinggian air mencapai 40 cm pada pukul 09.30 WIB. Banjir menggenangi area di depan Jakarta International Stadium (JIS) dan membuat jalur tersebut hanya dapat dilalui kendaraan roda empat. Banyak sepeda motor dilaporkan mogok akibat terendam air.

Petugas dari Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Utara telah dikerahkan dengan dua pompa mobile dan satu pompa apung untuk mempercepat penyedotan air. Pemantauan ketinggian rob dilakukan secara berkala.

1. Rob Meluas ke Kepulauan Seribu

BPBD DKI mencatat 13 RT di Kabupaten Kepulauan Seribu terdampak banjir rob. Wilayah yang paling terdampak meliputi:

  • Kelurahan Pulau Harapan (Kecamatan Kepulauan Seribu Utara)

  • Kelurahan Pulau Pari (Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan)

Tinggi muka air berada pada kisaran 10–30 cm. Beberapa ruas jalan yang ikut tergenang antara lain:

  • Jalan Magit & Elbok, RT 003 RW 03, Kelurahan Pulau Untung Jawa (TMA 15 cm)

  • Jalan depan Puskesmas & samping lapangan futsal, RT 001 RW 03 (TMA 10 cm)

2. Besok Diprediksi Puncak Rob di Jakarta Utara

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengingatkan bahwa puncak banjir rob diperkirakan terjadi Jumat, 5 Desember pukul 09.00 WIB.

Pramono meminta seluruh jajaran SDA untuk meningkatkan pengawasan, terlebih karena rob diprediksi bersamaan dengan hujan intensitas tinggi pada pekan kedua Desember.

“Dari kemarin saya sudah peringatkan bahwa rob akan terjadi, dan puncaknya besok. Kombinasi pasang laut dan hujan ekstrem berpotensi menimbulkan genangan lebih parah,” ujar Pramono dalam forum HLM TPID–TP2DD di Jakarta Pusat.

3. Penyebab Rob: Supermoon & Pasang Maksimum

BPBD menjelaskan bahwa fenomena rob dipicu oleh kombinasi:

  • Pasang maksimum air laut,

  • Fase Bulan Purnama, dan

  • Perigee (Supermoon).

Ketiga fenomena tersebut memicu kenaikan permukaan laut secara signifikan di kawasan pesisir utara Jakarta.

4. Status Peringatan Rob hingga 10 Desember

BPBD menetapkan peringatan dini rob hingga 10 Desember 2025. Selain puncak gelombang tanggal 5, rob berikutnya diperkirakan kembali muncul pada minggu ketiga Desember, disusul puncak musim hujan pada Januari 2026.

5. Kebocoran Tanggul Muara Baru Ditangani

Kepala Dinas SDA DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum, memastikan kebocoran di tanggul Muara Baru berada di area kewenangan Pelindo. Namun Pemprov DKI tetap ikut membantu penanganan darurat.

“Tanggul yang viral itu ada di kawasan Nizam Zachman, kewenangan Pelindo. Kami tetap mendukung perbaikan dan penambalan,” jelas Ika.

Penanganan permanen direncanakan pada tahun 2026, sementara petugas SDA Jakut sudah melakukan tindakan cepat di lapangan.

6. Proyek NCICD Baru Rampung 11,8 Km dari Target 28,2 Km

Gubernur Pramono juga memaparkan progres pembangunan NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) atau tanggul raksasa pesisir Jakarta.

Target tanggul pesisir NCICD sepanjang 28,2 km, namun hingga akhir 2025 baru 11,8 km yang selesai dibangun.

Pramono menegaskan pembangunan tanggul ini “makin krusial” mengingat intensitas rob yang semakin sering terjadi.

Banjir rob yang merendam permukiman pesisir termasuk Marunda Pulo meninggalkan lumpur tebal dan kerusakan fasilitas publik. Warga masih berupaya membersihkan rumah dan lingkungan mereka setelah air mulai surut siang tadi.

Pemerintah mengimbau warga pesisir untuk terus memantau perkembangan cuaca, pasang air laut, serta informasi resmi dari BPBD DKI Jakarta.(red.al)